Peralahan-lahan Jerman menampakkan cahaya Islam. Semakin banyak
komunitas Islam di negeri itu. Setidaknya, Hamburg akan menjadi negara
bagian Jerman pertama yang mengakui akan Islam.
Dengan ini Islam di Jerman akan semakin semarak, di tengah-tengah
kekawatiran (phobi) terhadap Islam. Apalagi, sekarang yang menerima
Islam, bukan hanya pendatang, tetapi orang-orang "pribumi" sudah banyak
yang masuk Islam.
Jerman diperkirakan memiliki 4 juta Muslim, kebanyakan dari mereka
berasal dari Turki. Tentu, jumlah masih sedikit jumlah 4 juta
dibandingkan dengan jumlah penduduk Jerman, yang penduduknya sekarang
mencapai 82 juta jiwa. Sekalipun, masih minoritas jumlah penduduk Muslim
di Jerman terus bertambah secara signifikan, dan rata-rata setiap hari
orang yang masuk Islam dapat mencapai 100 orang, menurut statistik, yang
dikeluarkan oleh Dewan Muslim Eropa.
Karena populasi umat Islam di Hamburg yang turus tumbuh, dan
jumlahnya semakin banyak, maka pemerintah Hamburg akan segera menjadi
negara Jerman pertama yang secara resmi mengakui Islam sebagai sebuah
komunitas agama dan umat Islam, dan pemerintah akan memberikan hak-hak
hukum yang sama dengan orang Kristen dan Yahudi dalam berurusan dengan
administrasi lokal.
Kesepakatan itu dicapai setelah melalui perdebatan nasional tentang
hak-hak yang harus diakomodiri oleh pemerintah lokal terkait dengan umat
Islam, dan penerimaan hak-hak umat Islam ini akan merubah sistem
politik lokal, yang kemungkinan akan membuat persetujuan yang lebih
sulit dari yang diharapkan, ujar pemimpin Muslim.
"Sangat penting bagi kita bahwa perjanjian ini membuat jelas bahwa
kita adalah bagian dari masyarakat Jerman," kata Zekeriya Altug, ketua
cabang DITIB Hamburg, jaringan masjid Turki-Jerman yang merupakan salah
satu organisasi Muslim terbesar di Jerman.
"Kami sudah dekat dengan organisasi ini," kata Norbert Mueller,
seorang Jerman yang merupakan anggota dewan Syura, asosiasi masjid
terbesar di kota pelabuhan Jerman utara itu.
Jerman memiliki 4 juta Muslim diperkirakan, kebanyakan dari mereka
berasal dari Turki, diantara 82 juta penduduknya. Sekalipun, kebanyakan
penduduk imigran asal Turki, ada diantara mereka yang tidak selamanya
menetap di Jerman, dan kemudian mereka kembali ke negaranya. Tetapi,
umumnya imigran asal Turki, mereka tetap diperlakukan sebagai pekerja
migran, karena akhirnya mereka kembali ke negara asal mereka. Sekalipun
mereka telah menjadi minoritas yang mapan, dan mendapatkan persamaan
hak.
Perjanjian di kota besar terbesar kedua Jerman itu, sebuah kota yang
merupakan negara dalam sistem federal itu akan menetapkan hak-hak mereka
dan juga tugas mereka, seperti melakukan konsultasi warga lingkungan
sebelum membangun masjid atau mendirikan menara.
Tetapi, langkah-langkah mengakomodasi kepentingan dan hak Muslim di
Hamburg ini, kehilangan pendukungnya kuat, ketika Walikota Ole von Beust
mengundurkan diri pada bulan Agustus.
"Saya berharap untuk dapat berhasil, tetapi pandangan ini tidak
sebagus seperti yang sebelumnya," kata Wolfgang Beuss. Agama urusan yang
berkuasa, yaitu Partai Uni Demokratik Kristen (CDU), ujar juru bicara
pemeritah Hamburg.
Altug mengatakan banyak hak sudah diperbolehkan menurut hukum Jerman,
atau diberikan sebagai pengecualian lokal. "Kesepakatan ini harus
membawa semua ini bersama dalam sebuah teks tunggal," katanya.
Perjanjian Hamburg akan mengintegrasikan Muslim cara-cara praktis di
dalam berbagai aktivitas yang nyata di masyarakat. Sebagai contoh,
sekolah-sekolah umum kota Hamburg akan dapat mengangkat seorang guru
Muslim untuk mengajar agama Islam di kelas yang terdapat muridnya yang
beragama Islam. Sekarang ini sudah ijalankan oleh para guru dari gereja
Lutheran setempat.
Keputusan ini akan menjamin hak-hak penguburan pemakaman kota Hamburg
bagi Muslim, sehingga umat Islam bisa dikebumikan di kafani, dan
dimasukkan ke dalam peti mati dan tidak memiliki simbol-simbol agama
Islam. Banyak imigran ingin dimakamkan di negara asli mereka untuk
memastikan dapat dikubur secara Muslim.
Siswa Muslim akan bebas untuk tidak masuk sekolah di 2 atau 3 hari,
selama hari libur Islam dan imam Muslim mengajar di penjara-penjara. Ini
adalah sebuah perubahan penting bagi kaum Muslimin di Jerman.
Orang-orang Palestina, Mesir, Irak, dan Turki, sekarang mereka
mendirikan berbagai organisasi Islam, yang menjadi payung aktivitas
mereka, dan berkolaborasi dengan para penduduk setempat yang sudah masuk
Islam, dan menyelenggarakan aktivitas dakwah, yang hampir merata di
seluruh wilayah Jerman. Ini merupakan tanda-tanda bangkitnya Islam di
wilayah negara Nazi-Hitler itu.
Dua negara lain, Lower Saxony dan Nordrhein-Westfalen, juga
mempertimbangkan mengakau agama Islam. Sejak pengakuan agama adalah
masalah negara di bawah hukum Jerman, beberapa negara lain dapat
mengikuti contoh Hamburg. Inilah perkembangan yang menarik di Jerman.
Perkembangan Islam di sebuah "continent" Eropa, yang terus bergerak
No comments:
Post a Comment